Rabu, 01 Mei 2013

Apa dan Mengapa Teknologi Hijau?



Manusia modern di perkotaan tidak pernah lepas dari mobilisasi. Di provinsi DKI Jakarta terdapat sekitar 2,4 juta orang yang harus masuk-keluar setiap hari untuk berbagai aktivitas. Hal tersebut dibuktikan oleh data bulan Juni 2012 yang menyebutkan penduduk Jakarta di siang hari mencapai 12 juta orang, sedangkan di malam hari hanya 9,6 juta penduduk. Mutlak, transportasi menjadi sektor penting di dunia ini. Sayangnya, tidak semua negara memikirkan sistem transportasi yang baik, terutama baik bagi lingkungan. Indonesia contohnya, memaksa setiap warga komuter untuk memiliki kendaraan pribadi karena kualitas transportasi massal yang sangat kurang. Karena itulah, teknologi hijau dalam bidang transportasi penting untuk menyelamatkan bumi dari serangan gas rumah kaca dan pemanasan global lewat emisi transportasi.
Saat ini, dengan teknologi transportasi yang ada di Indonesia, setiap tahunnya dilontarkan emisi karbon sekitar 68 juta ton CO2. Data tersebut didukung dengan fakta bahwa proporsi 23% emisi di muka bumi ini bersumber dari sektor transportasi, kedua terbesar setelah pembangkit listrik. Data lainnya menyebutkan bahwa 97% emisi transportasi dikeluarkan oleh kendaraan bermotor seperti bus, truk, motor, dan mobil. Hanya sebagai pembanding, dibutuhkan 2,4 juta hektar penuh pohon trembesi untuk mengimbangi kadar karbon yang dikeluarkan sektor transportasi. 



Sekali lagi, revolusi teknologi transportasi menjadi mendesak saat ini. Tetapi, tentunya sebuah teknologi hijau juga harus memperhatikan banyak aspek. Teknologi hijau bagi saya seharusnya memenuhi aspek-aspek berikut:
  • Aplikatif
  • Efektif
  • Umum
Aplikatif, artinya sebuah teknologi dapat dikatakan hijau bila dapat diaplikasikan di banyak bidang. Salah satu teknologi hijau yang memenuhi syarat aplikatif saat ini adalah Bahan Bakar Gas. Pada masa sekarang saja, gas alam sudah menjadi primadona sumber energi. Mulai dari kompor rumah tangga, kendaraan bermotor (terutama mobil dan bus), dan mungkin dapat lebih lagi berlanjut ke sektor lain seperti industri. Meskipun masih disebut bahan bakar fosil, BBG cukup mengurangi polusi udara. Selain itu, ketersediaan di alam yang masih jauh lebih banyak disbanding minyak bumi membuat para aktivis energi menggalakkan penggunaan BBG. Selain gas alam, penggunaan senyawa buatan seperti yang dilakukan Daihatsu lewat PMfLFC juga dapat diaplikasikan di banyak mesin.

Daihatsu juga membuat teknologi aplikatif lainnya, seperti turbocharger yang dipasang di mesin kecil. Bagi saya, teknologi ini bukan hanya dapat diaplikasikan di mobil. Kapal laut, kereta api, dan generator juga membutuhkan turbocharger agar bekerja dengan efisien dan hijau (rendah polusi) , tentunya dengan mesin yang lebih besar. Sistem kelistrikan yang lebih baik dari Daihatsu juga memungkinkan penghematan sumber daya alam untuk jumlah sel aki dan kumparan alternator. Dengan itu, artinya kita hijau bukan hanya dalam karbon dan mobil, tetapi juga untuk pelestarian SDA yang tidak dapat diperbaharui. 


Efektif, artinya harus ada penghematan dan hasil yang nyata, baik bagi hijau bumi ataupun bagi pengguna teknologi tersebut. Tentunya, untuk sebuah teknologi, konsumen harus membayar lebih. Efektivitas teknologi tersebut dapat dinilai salah satunya ketika konsumen dapat merasakan kembalinya nilai investasi yang mereka tanamkan. Investasi ini sudah jelas muncul pada teknologi mobil Daihatsu pada tahap pertama sekalipun. Dengan berusaha hijau lewat penghematan bahan bakar, teknologi hijau Daihatsu yang sederhana membuat investasi konsumen dengan mudahnya kembali. Selain itu, bagi saya arti efektif adalah tidak membunuh sumber daya yang lain. Tidak efektif contohnya adalah mobil listrik yang tidak dilengkapi teknologi efisiensi dan charging yang baik. Artinya, mobil tersebut membutuhkan sumber daya alam lain – pembangkit listrik yang besar. Sama saja tidak hijau menurut saya. Untungnya, Daihatsu tidak terjebak untuk membuat mobil yang demikian. Lebih baik seperti Daihatsu, mencoba mengoptimalkan mobil bensin dengan teknologi hijau yang tidak over the top, sehingga mudah diserap konsumen dan tersinkronisasi dengan teknologi hijau lain di luar mesin mobil. Salah satu langkah optimalisasi dalam hal efisiensi mesin mobil adalah Eco-IDLE, yang dengan pintar mampu mematikan dan menghidupkan mesin saat tidak dibutuhkan. Selain itu, Daihatsu juga mengurangi emisi dengan menggunakan sistem manajemen emisi yang lebih baik lewat i-EGR yang digabungkan dengan ionisasi. Dengan dua teknologi hijau ini bersama pengereman regeneratif dan metalurgi yang lebih baik, sebuah mobil hijau rancangan Daihatsu mampu mencapai 30 km/l, dua kali lebih hemat dari mobil rata-rata sekarang.

Umum, artinya teknologi dapat dikatakan hijau bila dapat dimanfaatkan oleh kebanyakan orang di seluruh muka bumi. Bagi saya, sebuah teknologi hijau tidak boleh memiliki alasan apapun untuk tidak digunakan. Saya sempat melihat sebuah mobil berteknologi tinggi, tetapi tidak akan dipasarkan di Indonesia dengan alasan kualitas udara dan kualitas bahan bakar. Teknologi hijau semestinya dirancang sedemikian rupa untuk dapat disesuaikan dan beradaptasi dengan  lingkungan sekitarnya. Menurut saya, ketiga teknologi hijau Daihatsu masih memenuhi kriteria umum ini. Mulai dari idle system yang sederhana, penambahan turbocharger, dan fuel cell yang kaya teknologi, semua disiapkan untuk menghadapi menipisnya ketersediaan SDA di berbagai negara. Berarti, tidak ada spesifikasi khusus yang dibutuhkan mobil hijau Daihatsu dalam hal sumber daya.
Bagi saya, Daihatsu sudah berhasil menerapkan teknologi hijau bagi mobil. Tinggal saya tunggu, kapankah semua sistem yang dirancang sekarang dapat masuk ke mobil massal? Pada zaman saya lulus dari Fakultas Teknik Mesin? Saya juga berharap agar setiap teknologi ini bukan hanya ada dalam mobil Daihatsu, tetapi juga diadaptasikan untuk digunakan dalam industri pembuatan dan perakitan, supaya lingkungan hijau yang kita idamkan dapat semakin tercapai dan masa depan menjadi lebih baik.

Pertanyaan berikutnya, apakah dampak semuanya ini terhadap lingkungan kita? Mengapa Daihatsu, saya, EECCHI, dan seluruh organisasi lingkungan dunia berlelah-lelah merancang teknologi hijau? Jawaban klasiknya adalah karena sudah hancurnya bumi kita. Hancur dalam bidang apa? Saya mengkategorikannya dalam dua bidang utama berkaitan dengan lingkungan, yaitu temperatur dan SDA.

Pertama, bumi kita sudah hancur dalam hal pengendalian cuaca, iklim, dan temperatur. Banyak sudah berita yang menyebutkan bahwa musim dingin atau panas di suatu wilayah mencapai rekor selama sekian puluh tahun terakhir. Belum lagi meningkatnya korban-korban badai. Penyebab utamanya adalah pemanasan global, yang mengakibatkan semakin dahsyatnya perbedaan tekanan dan kecepatan angin. Dengan kecepatan yang tinggi itu, suhu di suatu tempat dapat berubah drastis dan mengakibatkan banyak masalah seperti dalam penerbangan, transportasi, dan kelistrikan. Bagaimanapun juga, kita harus mengakui bahwa kita sendirilah penyebab utamanya. Manusia banyak melepaskan gas rumah kaca dan akhirnya memanaskan bumi kita ini. Dalam jangka panjang, pemanasan global ini dapat memusnahkan seluruh kehidupan manusia, selain lewat cuaca ekstrim juga lewat peningkatan tinggi permukaan air laut. Belum lagi kekurangan air tanah yang bersih akibat intrusi air laut. Kehidupan perlahan-lahan akan hancur bila kita tidak bergerak sekarang mengembangkan teknologi hijau.

SDA menjadi topik berikutnya. Sebagai pembuka, akan saya relasikan pemanasan global terlebih dahulu. Saat ini, berapa banyak hewan yang kesulitan mencari tempat tinggal karena suhu bumi naik terlalu drastis. Mereka yang seharusnya bisa berdiam di pinggir hutan, harus mencari tempat yang lebih dingin ke tengah hutan. Hal ini tentu memicu kompetisi berlebihan di antara komunitas hutan. Hewan-hewan yang memilki kemampuan reproduksi dan adaptasi yang lambat terancam punah karena ulah manusia. Belum lagi jika kita hubungkan dengan pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia yang tidak hijau. Banyak hewan air terpengaruh, dan salah satunya kita sendiri, karena kita juga memakan hewan-hewan tersebut.

Selain SDA hayati di atas, kita juga menderita kekurangan sumber daya non-hayati seperti minyak bumi. Mobil dan mesin-mesin lain yang belum mengaplikasikan teknologi hijau akan terus memperparah penipisan sumber daya ini. Konsumsi bahan bakar fosil yang besar tanpa diimbangi pengembangan teknologi hijau akan membahayakan masa depan anak-cucu kita. Bukan tidak mungkin mereka harus kembali kepada kehidupan seperti di zaman purba karena tidak adanya SDA maupun teknologi yang cukup. Untunglah, saat ini Daihatsu sendiri sudah mampu mengembangkan bahan bakar sel tanpa logam mulia, tetapi menggunakan senyawa buatan. Bagi saya, di dalam sistem yang saat ini hanya dapat dimanfaatkan oleh kei-car Jepang, di masa depan dapat diadaptasikan dan dipakai untuk mesin-mesin besar demi kehijauan.

Teknologi hijau yang dirancang Daihatsu pada mobil-mobilnya bagi saya sudah sangat membantu perlambatan kerusakan lingkungan dalam dua hal ini. Daihatsu berusaha mengurangi produksi gas rumah kaca sebagai faktor utama kerusakan lingkungan, sekaligus menciptakan teknologi masa depan untuk mengantisipasi menipisnya SDA. Dengan ini, teknologi hijau Daihatsu sangat membantu pelestarian lingkungan dalam banyak hal. Lingkungan yang hijau dan langit biru yang dicita-citakan Daihatsu saya yakin akan mencerahkan masa depan anak-cucu generasi saya.

Keadaan bumi kita sekarang sudah sangat mendesak kita untuk merancang dan mengaplikasikan teknologi hijau. Teknologi hijau itu sendiri harus bersifat aplikatif, efektif, dan umum agar dapat memberikan efek penghijauan yang kuat dan menyeluruh. Teknologi hijau seharusnya dapat memperlambat bahkan menghentikan kerusakan lingkungan yang ada, baik dalam hal pemanasan global maupun penipisan SDA. Daihatsu sendiri sudah cukup berhasil menerapkan teknologi hijau di salah satu penyumbang polusi terbesar, yaitu mobil dan kendaraan bermotor. Saya sungguh berharap agar setiap teknologi ini nantinya dapat diproduksi massal dan menghijaukan rumah kita bersama, Planet Bumi.

BRAVO TEKNOLOGI HIJAU, BRAVO DAIHATSU

Kamis, 25 April 2013

Pengantar Keikutsertaaan Teknologi Hijau

Ya, sebagai penggemar fotografi dan kendaraan sekaligus, bagi saya ajang ini adalah wadah mengekspresikan pengetahuan saya. Tulisan ini masih sebagai pengantar, tetapi saya mohon para juri tetap membaca artikel ini sesaat sebelum masuk ke artikel pokok saya. Sebagai penggemar otomotif, saya menganggap ini adalah ajang berbagi dan menerima informasi seputar masa depan dunia otomotif. Ditambah lagi adanya kemungkinan bagi saya untuk memperoleh gadget fotografi menarik seperti Galaxy Camera dan EOS 600D. Walaupun saya sadar saya belum cukup umur, tetapi saya memberanikan diri masuk.

Saya adalah putra kelahiran Semarang, 21 Maret 1998. Saya adalah murid SMP Santa Laurensia, Serpong, Tangerang. Di SMP ini, saya mendapat tugas dari sekolah untuk menjadi partisipan dalam Home and School Energy Champion 2012. Dalam lomba yang merupakan kerjasama Pemerintah Denmark dan Kementrian ESDM ini, 300 murid dari 10 sekolah diajak untuk mendalami sistem energi dunia, terutama yang berkaitan dengan listrik. Selain diajak untuk melakukan efisiensi energi, banyak juga pengetahuan yang saya dapatkan tentang teknologi hijau. Selebihnya, apa itu energi dan teknologi hijau menurut saya dan EECCHI (penyelenggara lomba), akan saya jadikan bagian dari artikel utama saya.

Sekian dulu perkenalan dan pengantar dari saya. (artikel ini tidak untuk dinilai)

ARTIKEL UTAMA/POKOK(untuk dinilai; dikumpulkan di microsite a/n fil0805@yahoo.com)


BRAVO TEKNOLOGI HIJAU! BRAVO DAIHATSU!


Baack!

Yes, after a long-long vacuum, I'm back to my blog. Right now, I have done my Junior High School National Exam. I hope I can be my best there, with the blessings of God of course. I get a 2,5 months holiday start from today. Besides writing, I play another type of art, photography. Yes, since my parent bought me a camera at the end of 2011. They bought me a prosumer camera GE x500.

Due to my new friends in grade 8 and grade 9, I also develop my old hobby in automotive. My friend, Harrison, who trigger me to develop automotive, is an automotive and engine geek. We have shared a lot of information about engines and experiences in driving. As I grow older, my parent upgrade my old van to a red family car. My new car is neither powerful nor efficient, so I am challenged to modify that car. So, my experience comes not only from my real friends, but also some virtual friends in the Internet.

Jumat, 06 Mei 2011

Arguments On News

Academic writing is a kind of writing that talks about reality. One of those reality is about comments and arguments on news. In my country, Indonesia, one of the "hottest" news is about new parliament building. That plan brings a lot of pro and contra from the people, but must of them are contras and critics
Here is my argument on it...

Arguments on New Parliament Building

       Last week, I read a newspaper that talks about the new Indonesian Parliament Building (DPR). A lot of contra happen to that plan. However, the fact is the old one is not necessary anymore, especially for the payload. All of the critic talks about Indonesian economy right now. The cost almost 1,9 trillion rupiahs.
      Marzuki Alie is one of the orator of this plan. On the other hand, a lot of critics attack him. Finally, he negotiated with the contractor and get 1,2 trillion. He also stated that all parties have been agreed with this specification. However, Gerindra party never feel that they agreed. All people also accused that Marzuki is the main person of this excessive dismissal. Marzuki felt guilty and finally shut up about this for some days.
      All problems have solutions to solve it. I have some suggestions on this problem. I think, we should let Marzuki be cool first then interrogate him personally about this plan. After the problems with Marzuki done, the senators should have a special meeting that talks about a new building and do a deliberation. If they didn't get a best solution for this problem, do private senators voting. Then, consult the result to the president and his subordinate, in order to get better solution. The final is do everything by that result. But, I think that better we make a special election about new building. Ok, that all my arguments about new building, I hope it will help reducing chaos and restless demonstration.

Senin, 02 Mei 2011

Two Truths and One Lie

I ever write three short stories together with my friends. Two of them are truths and one of them is lie. We have guessed, from all of their stories, which one is a lie. Although it is very improve our writing abilities, it was a fun game to guess which one is the lie. It can also help us to know one another.You can also enjoy this game  by guessing my story, by voting. You can vote one the right corner of my blog.
         My first story is...
         When I was a kindergarten student, I had an accident. That time, I would like to cross a street in front of my school. I ran quickly that street and a motorcycle hit me. I spun (just for around 100 degrees)and fell down. I got my knee injured but finally I was OK.

   My second story is...
       When it was a first time for my parents come to Jakarta, I suffered a bad diarrhea. That time, my parents miss their medicine box. Luckily, our house is very near with a hospital. However, my parents won't bring me to that hospital. Finally, my parents just pray and I was healed, without any medicine.

     My third story is...
       I ever be a swimming athlete in my complex. I practices hard for around 2 years in my local swimming pool. When I was strong enough to join a competition, I joined it. I got third place in a district competition. I gas happy enough, although I was not allowed to come to region competition.

Ok, that's all my story... You can just vote it using a voting widget..

Senin, 07 Maret 2011

Gardening

This is my second project in academic writing. After doing a news-making academic writing, now I pick theme-based academic writing. That theme is all about reality, as well as academic writing is a writing based on reality. I wrote in with a partner. We took "Benefits of Gardening" as our theme. Here is our writing.

Gardening

         Gardening can be done around the world. We can do it anytime if the climate and temperature fit the plant. Gardening means reproducing and taking care of plants. Gardening has a lot of benefits. The example is to increase plant amount. If we have more plants, our food chain will be more balanced.
        One of the benefit is to make our environment greener. By growing some plants, we can increase oxygen in the air. If oxygen increases, the temperature will decrease. It will decrease the effect of global warming as well. Plants will complete our ecosystem and make it balanced. Besides, plants can color our environment. They can color our earth by their leaves, flowers, fruits, and even stems.
       Another benefit of gardening is pumps our sweat out, especially when we plough and walk around our garden. If we sweat, we are burning our fat into energy, so it can reduce obesity and make us healthy. From gardening, we can also get some experiences and knowledge about biology. We can learn how plants grow and reproduce, naturally or by help of other organisms. 
      Gardening may give us extra money. We can sell the fruits, flowers, leaves, and stems of our plants. As long as they give benefits to other people, it must give us extra money if we sell it. The money we got can be useful for our daily life. It can also be useful for people around us that have economical problems.
     Gardening has a lot of benefits. The benefits are useful for the environment, people around us, and also the people around us. However, gardening is an easy thing to do. So, why don't we do it for our earth and descendant? If the earth is comfortable and green, it must be useful for our descendant next time.

Sabtu, 05 Februari 2011

Academic Writing

Academic writing is a kind of writing that containing facts. It connected closely with school or realities. It can be arranged from Wh-questions and opinions from people got from interviews. In my last project, I had to make a news reports about an issue about life, such as the effect of gaming, like what I wrote below. In case of this, those opinions will support the fact and issue I made.

Games Change Your Habits

        What is the first game you play? Is it an electronic game? Do you ever feel that games change your habits? I have to admit that some games is very exciting and useful, but, if it already change your habit, you have to be careful. If you feel that games are everything, more than your family and friends, it means that games already make you individualistic.
        Why can it make you individualistic? Let's open the facts. With whom do you usually play games? If you play with the others, do you compete each other? If yes, that make you individualistic. You tend to just do everything for yourself. You will think just for yourself and fight each other.
        When some ask 2 players to join, it let both of the players to kill and hit others with violence.A few months after it, you will tend more to hit some of your friends. Sometimes, your mark falls down because your lazy to study and loves to play games more. Those are sign that games have already affected and changed your habits. You have to reduce your gaming activity before you become worse in other things, especially sociality and studying process.
So, keep careful about your gaming activity. It may changes all gamers’s habits. Gaming may addict and affect your sociality and studying process. You have to reduce your gaming activity before it make you addicted.

Opinions:

Questions:
1.    Do you feel addicted with any games? Why?
2.    Do you think that games changes your habits?
3.    Do you feel more individualistic after playing a game? What game?

Mario Averdi:
1.    Yes, because it takes much time to finish the mission.
2.    No
3.    Yes, Grand Theft Auto

Caraka Canakya Putra:
1.    Yes, Call of Duty and RPG games, because it's fun to shoot people.
2.    I don’t know.
3.    No